Pengantar Ilmu Politik
Pendekatan Ilmu
Politik
Disusun oleh : Arman Febryan
N I M
: 1310411081
Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
S1
Komunikasi
|
Alamat: RS FATMAWATI PONDOK
LABU JAKARTA 12450Nomor Telepon: 021-7656904/75817114 Nomor Fax:
021-7692860/75817114Email: puskom@upnvj.ac.id Alamat Website:
http://www.upnvj.ac.id
|
KATA PENGANTAR
Dengan selalu memohon ridho dan panjatan puji syukur
kehadirat Allah SWT,
pada akhirnya makalah dengan judul “Pengantar Ilmu Politik” Agenda penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan tugas pendidikan pengantar politik dan pendekatan dalam ilmu politik supaya dapat memahami dengan jelas. Hingga dapat memahami tesis yang kontekstual di dalam ilmu politik.
harapan penulis, semoga ini dapat bermanfaat bagi semua pihak demi pengembangan dan perbaikan di masa mendatang.Penulis sangat menyadari bahwa di dalam Penulisan Ilmiah ini masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan serta jauh dari sempurna.Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran,kritik,dan masukan yang positif dari berbagai pihak. Namun yang terpenting bagi penulis adalah proses serta pengalaman yang dialami dan bukan sekedar hasil yang dicapai.wassalam
pada akhirnya makalah dengan judul “Pengantar Ilmu Politik” Agenda penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan tugas pendidikan pengantar politik dan pendekatan dalam ilmu politik supaya dapat memahami dengan jelas. Hingga dapat memahami tesis yang kontekstual di dalam ilmu politik.
harapan penulis, semoga ini dapat bermanfaat bagi semua pihak demi pengembangan dan perbaikan di masa mendatang.Penulis sangat menyadari bahwa di dalam Penulisan Ilmiah ini masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan serta jauh dari sempurna.Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran,kritik,dan masukan yang positif dari berbagai pihak. Namun yang terpenting bagi penulis adalah proses serta pengalaman yang dialami dan bukan sekedar hasil yang dicapai.wassalam
Bekasi ,18 Oktober 2013
Penulis
Arman Febryan
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Komunikasi
DAFTAR ISI
Halaman
Judul.................................................................................................1
Kata
Pengantar.................................................................................................2
Daftar
Isi..........................................................................................................3
BAB I
Latar Belakang Masalah…………………………………...................................4
Rumusan Masalah…………………………………………….............................5
BAB II
Pengertian Politik……………………………………………..............................6
Sejarah Ilmu
Politik……………………………………………...........................7
Pendekatan Ilmu
Politik …………………………………………………………25
BAB III
Penutup…………………………………………………………………………..28
Daftar
Pustaka…………………………………………………………………...29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu politik adalah
salah satu cabang ilmu sosial yang berdampingan erat dengan cabang ilmu sosial
lainnya, namun walaupun ilmu-ilmu itu saling berdampingan dan berhubungan erat
tentu ada pembatas antara ilmu politik dan ilmu-ilmu sosial lainnya dengan
melihat sifat dan ruang lingkup ilmu politk itu sendiri.
Sistem politik hanya
merupakan salah satu dari bermacam-macam sistem yang terjadi di masayarakat,
seperti sistem ekonomi, sistem sosial, sistem komunikasi dan lain-lain. Setiap
sistem tentu memiliki tujuan dan fungsi masing-masing untuk menjaga
kelangsungan hidup dari masyarakat tersebut. Dalam hal ini, maka sistem politik
menjalankan fungsi-fungsi dan tujuan tertentu untuk masyarakat, yaitu
merumuskan tujuan-tujuan masyarakat dan selanjutnya diaksanakan oleh
kebijakan-kebijakan untuk kepentingan masyarakat.
Karena itu, masyarakat
perlu mengetahui dam memahami ilmu politik mulai dari lingkup kecil sampai
lingkup yang labih luas. Agar masyarakat dapat berkontribusi langsung demi
memajukan negara kita tercinta ini.
Rumusan Masalah
Untuk lebih sistematis, maka kami akan merumuskan masalah-masalah pokok
yang akan dibahas dalam makalah ini, diantaranya adalah:
1. Apa
pengertian dari ilmu politik?
2. Apa
saja ruang lingkup dan konsep ilmu politik?
3. bagaimana
sejarah ilmu poltik?
4. apa
saja pendekatan dalam ilmu politik?
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka kami akan memberikan beberapa
tujuan dari penulisan makalah ini, diantaranya adalah:
1. Untuk
mengetahui pengertian dari politik.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup dan tujuan
dari politik.
3. Untuk mengetahui pendeketan yang ada
dalam politik.
BAB II
Pengantar Ilmu Politik
A. Pengertian
Politik, Ilmu Politik dan Konsep Ilmu Politik
Politik berasal
dari bahasa yunani polites berarti warga negara kemudian berkembang menjadi
Politikos yang berarti kewarganegaraan, dan Politike yang berarti kemahiran
politik. Adapun konsep-konsep dalam ilmu politik senantiasa berkutat
dalam masalah:
a.
Kekuasaan – sumber kekuasaan – pengaruh – pembuat dan pelaksanan kebijakan
b. Kewenangan – kekuasaan berdasarkan legitimasi
c. Konflik dan konsensus
d. Pengambilan keputusan dan cara
mendistribusikan kekuasaan
B. Lingkup
dan pengertian Politik
Sebagai ilmu, politik mempunyai
lingkup yang meliputi berbagai aspek. Berikut pendapat para ahli tentang ruang
lingkup dan pengertian ilmu politik:
- Gambte:
politik merupakan kumpulan
dari satu wilayah kehidupan sosial seperti jender, ras, dan kelas sosial, sehingga
politik diartikan sebagai aspek dari keseluruhan kehidupan sosial, dan tidak
hanya terpusat pada lembaga-lembaga pemerintah.
- Lefwich
Politik tidak terlepas
dari kehidupan dan aktivitas publik. Politik menyangkut keseluruhan aktivitas dan
kerjasama dan konflik di dalam atau antar masyarakat.
- Deliar Noer
Politik adalah segala
aktivitas atau sikap yang berhubungan dengan kekuasaan dan yang dimaksud untuk
mempengaruhi dengan jalan mengubah atau mempertahankan suatu bentuk susunan
masyarakat.
C. Sejarah Perkembangan
politik
Mengkaji tentang
sejarah ilmu politik bisa dilihat dari dua pandangan yaitu pembahasan secara
luas atau secara sempit. Secara luas berarti ilmu politik telah ada sejak zaman
dahulu berupa pembahasan dalam buku-buku tertentu yang telah dikarang masa
lampau, sedangkan secara sempit berarti ilmu politik dilihat dari aspek
sistematisasinya sebagai ilmu dan pengakuannya dari aspek akademis. Sejarah
secara luas. Ilmu politik telah ada sejak zaman dahulu, ini bisa dilihat dari
karya-karya berikut;
a. Yunani
tahun 450 SM terdapat buku karya Herodatus, Plato dan Aristoteles.
b. India tahun 500 SM terdapat kitab
Dharmasastra dan arthasastra.
c. Cina tahun 500 SM terdapat tokoh Confucius
dan Kung Fu Tzu
d. Arab abad 11 M terdapat karya al-Marwardi berjudul
al-Ahkam as-Sulthaniyyah
e. Indonesia abad 13 M
terdapat kitab Negarakertagama dan Babad Tanah Jawi.
Sejarah secara sempit
- Abad
18 dan 19 di Jerman, Austria dan Prancis telah muncul pembahasan tentang politik namun masih kental
dipengaruhi hukum dan negara.
- Di Inggris Ilmu politik dipengaruhi oleh
filsafat moral dan sejarah
- Di Paris Prancis tahun 1870 lahir Ecole
libredes Scienies
-
Di Inggris tahun 1895 muncul lembaga London School of Economic and Political
Science
- Di AS tahun 1858 diangkat Francis Lieber
sebagai guru besar Sejarah dan Ilmu politik di columbia College.
-
Masih di AS tahun 1904 lahir American Political Science Assosiation (APSA)
-
Unesco lembaga dibasah PBB tahun 1948 melahirkan buku Contemporary Political
Science
Dalam Buku Contemporary
Political Science ini terdapat 4 bidang ilmu politik, yaitu:
1.
Teori Politik
2.
Lembaga Politik (Undang-Undang, pemerintah)
3.
Partai
4.
Hubungan Internasional (politik internasional, organisasi, hukum)
Pada
zaman Yunani Kuno para pemikir yang terkenal antara lain:
- Socrates (469-399 SM)
Menurut
socrates ilmu politik adalah ilmu yang membahas masalah Public good (kebaikan
bersama) yakni struktur ideal serta tentang keadilan.
- Plato (429-347 SM)
Menurut
socrates ilmu politik adalah ilmu yang membahas tentang siapa yang memerintah dan kedudukan individu dalam
lingkup kekuasaan yang dipegang.
- Aristoteles (384 - 322 SM)
Menurut socrates ilmu politik adalah ilmu yang
membahas tentang asal dan tujuan terbentuknya negara.
Perkembangan
sebagai ilmu pada akhir abad 19 mulai berkembang sebagai cabang ilmu social memiliki
: rangka, dasar, fokus, dan ruang lingkup mengembangkan hukum-hukum ilmiah,
obyektif, sistematis, dan empiris, Muncul pendekatan-pendekatan yg berkembang.
David E Apter Menyatakan beberapa pendekatan yang berkembang:
1.
Pendekatan Kelembagan / institusional
2.
Pendekatan tingkah laku (behaviouralism)
3.
Pendekatan kenajemukan (pluralism)
4.
Pendekatan stuktural
5.
Pendekatan Developmentalis.
Perkembangan
ilmu politik diberbagai Negara berbeda-beda tahapnya, berikut adalah contoh
perkembangan ilmu politik diberbagai Negara termasuk Indonesia.
Eropa Daratan
|
Anglo Saxon
|
Indonesia
|
1.Negara-negara eropa selain Inggris
2.Aspek Kajian
-
Kelembagaan
-
Filosofis
-
Historis
-
Yuridis Formal
-
Sempit
3.Kecenderungan
-
Klasik
-
Tradisional
4.Sifat
-
Ilmu Terapan
-
Bernilai
|
1.Negara-negara amerika dan pengaruhnya
2.Aspek Kajian
-
Tingkah laku
-
Empiris
-
Sosiopsikologis
-
Luas
3.Kecenderungan
-
Aktual
-
Fenomenal
-
Kotemporer
4.Sifat
-
Ilmu Murni
-
Bebas nilai
|
4.
Anglo Saxon
|
D. Fokus obyek
kajian Ilmu Politik
- Roger F Soltau:
Ilmu Politik mempelajari
negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga negara yang akan melaksanakan
tujuan-tujuan tersebut, hubungan antar negara dengan warga negara dengan negara
lain.
- Harold Laswll dan
Abraham Kaplan:
Ilmu Politik mempelajari
pembentukan dan pembagian kekuasan
- Joyce Mitchell ;
Ilmu Politik mempelajari
pengambilan keputusan kolektef dan atau pembuatan kebijakan umum untuk masyarakat.
- Hoggerwerf :
Ilmu Politik menelaah tentang
kebijakan pemerintah, proses terbentuknya maupun akibat-akibatnya.
- Harolod Laswell:
Ilmu Politik memepelajari masalah
siapa mendapat apa, kapan dan Bagaimana
E. Bidang
Kajian Ilmu Politik
Politik sebagai ilmu politik memiliki bidang
kajian antara lain:
1. Teori-teori Politik
Teori Politik
berdasarkan moral dan menetukan norma-norma politik (mengandung nilai). Teori
politik adalah generalisasi dari phenomena-phenomena politik. Teori politik ini
terdiri dari :
-
Tujuan politik
-
Cara mencapai tujuan politik tersebut
-
Kemungkinan dan kebutuhan untuk cara tersebut
- Kewajiban dalam mencapai
kebutuhan tersebut
Ilmu politik secara
teoritis terbagi kepada dua yaitu :
1.
Valuational artinya ilmu politik berdasarkan moral dan norma politik. Teori
valuational ini terdiri dari filsafat politik, ideologi dan politik sistematis.
2.
Non valuational artinya ilmu politik hanya sekedar mendeskripsikan dan
mengkomparasikan satu peristiwa dengan peristiwa lain tanpa mengaitkannya
dengan moral atau norma.
Menurut Harold Laswell
terdapat 8 nilai yang dikejar dalam politik, yaitu ;
1.
Kekuasaan
2.
Pendidikan
3.
Kekayaan
4.
Kesehatan
5.
Keterampilan
6.
Kasih sayang
7.
Kejujuran/keadilan
8.
Keseganan
2. Filsafat Politik.
Mencari kebenaran
berdasarkan rasional tentang apa, bagaimana sifat dan hekekat kehidupan
manusia. Contoh: etika politik, keadilan, dsb.
3. Teori Politik sistematis
Bagaimana menerapkan
norma-norma dlm kehidupan politik, sehingga teori politik membahas fenomena dan
fakta politik.(bisa tidak mengandung nilai = bebas nilai)
4. Lembaga-lembaga politik konstitusi,
pemerintah, perbandingan
lembaga politik dsb
5. Partai Politik ,
golongan dan pendapat umum
6. Hubungan International
Politik International, orang,
administrasi, dan hak international
F. Hubungan Ilmu Politik dgn Ilmu Lainnya.
Prinsip-prinsip ilmiah
dalam ilmu alam adalah berarti prinsip “resonable conduct” yaitu ‘the
manner in which a typical contemporary scientist deal with his
problems of research”, atau prinsip-prinsip yang sudah diterima secara umum
dalam ilmu ilmu alam, seperti ketika ilmuwan ilmu alam dihadapkan pada gejala
yang harus dijelaskannya
1. Hubungan Ilmu Politik & Sosiologi
Baik
ilmu sosiologi maupun ilmu politik sebagai ilmu yang berusaha mengupas
fakta-fakta yang terjadi dalam masyarakat. Sosiologi banyak memberi kontribusi
terhadap ilmu politik dalam penajaman analisis Membantu ilmu politik dalam memahami latar
belakang struktur dan pola kehidupan sosial terutama kaitannya dengan
pengambilan keputusan, pengendalian sosial serta pola pengorganisasian secara
politis. Sama-sama menelaah negara. Sosiologi melihat Negara sebagai organisasi
pengendali sosial. Ilmu politik melihatnya sebagai asosiasi tertinggi. Membantu
memahami ilmu politik dalam rangka mengetahui sumber-sumber kewenangan politik,
sumber-sumber keabsahan politik
2.
Ilmu Politik & Ilmu Sejarah
Mempelajari
peristiwa masa lampau baik menyangkut sebab-sebabnya serta hubungan antar
peristiwa. Membantu ilmu politik dalam memprediksi masa depan yakni mengapa
suatu peristiwa terjadi, bagaimana suatu peristiwa terjadi serta akibat-akibat
yang ditimbulkannya.
3.
Ilmu Politik & Antropologi Budaya
Fokus
analisisnya menyelidiki aspek kultural dari setiap hidup bersama. Membantu Ilmu
politik : Untuk memahami kondisi masyarakat terutama di negara-negara
berkembang yang sedang mengalami perubahan terkait dengan konsep modernisasi,
demokratisasi, kolonialisme, hubungan elite dengan massa, nasionalisme, dll
Pengembangan metode penelitian partizipant observer
4.
Ilmu Politik dengan Filsafat
Mengkaji
secara sistematis dan rasional dalam mencari jawaban atas persoalan yang
menyangkut alam dan kehidupan manusia. Membant ilmu politik menyangkut hakekat
manusia, nilai-nilai ideal bagi kehidupan negara/pemerintah. Membantu ilmu
politik menyangkut moral dan etika
5. Ilmu Politik
& Psikologi Sosial
Cabang psikologi yang meneliti perilaku manusia sebagai
individu dalam kaitannya dengan situasi sosial (mengamati tingkah laku seseorang
yang dipengaruhi situasi sosial). Membantu ilmu politik : Menjelaskan
gejala-gejala politik dan motif-motif politik yang menjadi dasar setiap proses
politik Dalam menganalisis tentang siapa yang paling berkuasa dalam proses
politik Pengaruh pemimpin informal dalam pembuatan keputusan politik Mengetahui
sikap masyarakat terhadap hal-hal yang baru dan bagaimana situasi yang ada.
6.
Ilmu Politik dan Ilmu Hukum
Sama-sama
menganalisis negara dan komponenanya. Ilmu Politik dapat dibantu dalam
memahaminya secara normatif.
7.
Ilmu Politik dengan Ilmu Ekonomi
Menelaah
sesuatu yang berkaitan dengan faktor kelangkaan sehingga berorientasi pada
kebijakan rasional. Membantu ilmu politik: Pengambilan keputusan terutama
menyangkut pembangunan ekonomi nasional Penggunaan pendekatan tingkah laku
dalam menganalisis masalah-masalah politik
G. Kewenangan
Kewenangan adalah
kekuasaan yang mendapatkan keabsahan atau legitimasi Kewenangan adalah hak
moral untuk membuat dan melaksanakan keputusan politik Prinsip moral menentukan siapa yang berhak memerintah
mengatur cara dan prosedur melaksanakan wewenang. Sebuah bangsa atau negara
mempunyai tujuan. Kegiatan untuk mencapai tujuan disebut tugas. Hak moral untuk
melakukan kegiatan mencapai tujuan disebut kewenangan Tugas dan kewenangan
untuk mencapai tujuan masyarakat atau negara disebut fungsi Sumber kewenangan
1. Tradisi – keluarga atau darah biru
2. Kekuatan sakral seperti Tuhan, Dewa dan wahyu
seperti kerajaan
3. Kualitas pribadi seperti atlit, artis
4.
Peraturan perundang-undangan yang mengatur prosedur dan syarat menjadi pemimpin
5. Instrumental yaitu kekayaan dan keahlian iptek
Adapun Tipe kewenangan
adalah sebagai berikut:
1.
Kewenangan prosedural yaitu berasal dari peraturan perundang-undangan
2.
Kewenangan substansial yaitu berasal dari tradisi, kekuatan sakral,
kualitas pribadi dan instrumental
Setiap masyarakat pasti
memakai kedua tipe kewenangan ini hanya yang satu dijadikan sebagai yang utama
dan yang lain sebagai pelengkap Peralihan kewenangan
a.
Turun temurun – keturunan atau keluarga
b.
Pemilihan – langsung atau perwakilan
c.
Paksaan – revolusi, kudeta atau ancaman kekerasan.
Sikap terhadap
kewenangan
1) Menerima
2) Mempertanyakan
(skeptis)
3) Menolak
4) Kombinasi
H. Legitimasi
Adalah Pengakuan dan
penerimaan masyarakat kepada pemimpin untuk memerintah, membuat dan
melaksanakan keputusan politik. Persamaan antara kekuasaan, kewenangan dan
legitimasi karena ketiganya berkaitan dengan hubungan antara pemimpin dan yang
dipimpin atau masyarakat. Perbedaannya kekuasaan adalah penggunaan
sumber-sumber kekuasaan untuk mempengaruhi pembuat dan pelaksana kebijakan
politik, sedangkan kewenangan adalah hak moral untuk membuat dan melaksanakan
keputusan politik (bersifat top down), adapun legitimasi adalah pengakuan dan
penerimaan kepada pemimpin (bersifat bottom up). Objek legitimasi adalah:
1. Masyarakat politik -
krisis identitas
2. Hukum - krisis
konstitusi
3. lembaga politik -
krisis kelembagaan
4. pemimpin politik -
krisis kepemimpinan
5. kebijakan - krisis
kebijakan
krisis ini terjadi
secara berurutan ketika sudah mencapai krisis kebijakan maka sebenarnya sudah
terlewati krisis identitas, krisis konstitusi, krisis kelembagaan dan krisis
kepemimpinan. Maka bila semuanya sudah mengalami krisis disebutlah krisis legitimasi.
Kadar legitimasi:
a.
pra legitimasi, ada dalam pemerintahan yang baru
terbentuk yang meyakini memiliki kewenangan tapi sebagian kelompok masyarakat
belum mengakuinya
b.
berlegitimasi, yaitu ketika pemerintah bisa meyakinkan
masyarakat dan masyarakat menerima dan mengakuinya.
c.
Tak berlegitimasi, ketika pemimpin atau pemerintah
gagal mendapat pengakuan dari masyarakat tapi pemimpin tersebut menolak untuk
mengundurkan diri, akhirnya muncul tak berlegitimasi. Untuk mempertahankan
kewenangannya biasanya digunakan cara-cara kekerasan.
d.
Pasca legitimasi, yaitu ketika dasar legitimasi sudah
berubah.
Adapun Cara mendapat
legitimasi
1. Simbolis, yaitu memanipulasi kecenderungan
moral, emosional, tradisi, kepercayaan dilakukan secara ritualistik seperti
upacara kenegaraan, parade tentara atau pemberian penghargaan.
2. materiil/instumental yaitu menjanjikan dan
memberikan kebutuhan dasar masyarakat (basic needs) seperti sembako,
pendidikan, kesehatan dll.
3.
pemilu untuk memilih orang atau referendum untuk menentukan kebijakan umum.
Tipe legitimasi
1.
Tradisional – tradisi yang dipelihara dan dilembagakan
contoh kerajaan
2.
ideologi – penafsir dan pelaksana ideologi, untuk
mendapat dan mempertahankan legitimasi bagi kewenangannya juga menyingkirkan
pihak yang membangkan terhadap kewenangannya.
3.
kualitas pribadi – kharisma, penampilan pribadi, atau
prestasi
4.
prosedural – peraturan perundang-undangan
5.
instrumental – menjanjikan dan menjamin kesejahteraan
materiil.
Pemimpin yang
mendapatkan legitimasi berdasarkan prinsip tradisional, ideologi dan kualitas
pribadi menggunakan metode simbolis. Sedangkan pemimpin hasil dari prinsip
prosedural dan instrumental menggunakan metode prosedural dan metode
intrumental. Manfaat legitimasi
1.
menciptakan stabilitas politik dan perubahan sosial
2.
mengatasi masalah lebih cepat
3.
mengurangi penggunaan saran kekerasan fisik
4.
memperluas bidang kesejahteraan atau meningkatkan
kualita kesejahteraan
Krisis legitimasi terdi
karena:
1.
peralihan prinsip kewenangan
2.
persaingan yang tajam dan tidak sehat
3.
pemerintah tidak memenuhi janjinya
4.
sosialisasi kewenangan berubah
I.
Kekuasaan Dan Pengaruh Politik
Kekuasaan adalah gejala
yang selalu ada dalam proses politik Politik tanpa kekuasaan bagaikan agama
tanpa moral karena begitu berkaitannya antara keduanya. Konsep-konsep yang
berkaitan dengan kekuasaan
·
Influence atau pengaruh, yaitu bagimana
seseorang mampu mempengaruhi agar orang lain berubah secara sukarela.
·
Persuasi yaitu cara meyakinkan orang dengan
memberikan argumentasi
·
Manipulasi adalah kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain namun yang dipengaurhi tidak menyadari
·
Coersion adalah ancaman atau paksaan agar orang
lain sesuai dengan kehendak yang punya kekuasaan.
·
Force yaitu tekanan fisik, seperti membatasi
kebebasan. Ini biasanya dilengkapi dengan sejata, sehingga orang lain mengalami
ketakutan.
Kekuasaan adalah
kemampuan menggunakan sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses pembuatan dan
pelaksanaan keputusan politik sehingga menguntungkan dirinya, kelompoknya atau
masyarakat secara umum. Unsur kekuasaan terdiri dari ;
·
Tujuan
·
Cara
·
Hasil
Oleh karena agar
kekuasaan tidak disalahartikan maka perlu difahami makna kekuasaan, yaitu :
1. Kekuasaan adalah hubungan antara manusia
2. Pemegang kekuasaan punya kemampuan
mempengaruhi orang lain
3. Pemegang
kekuasaaan bisa individu, kelompok, organisasi atau pemerintah
4.
Sasaran kekuasaan dapat individu, kelompok, organisasi atau pemerintah
5.
Pihak yang mempunyai sumber kekuasaan belum tentu punya kekuasaan, bergantung
pada kemampuannya untuk menggunakan sumber kekuasaan itu.
6. Penggunaan sumber kekuasaan dapat dengan
paksaan, konsensus atau kombinasi dari keduanaya.
7. Kekuasaan bisa memiliki tujuan yang baik atau
juga buruk
8. Berkaitan pula dengan distribusi kekuasaan
9. Kekuasaan digunakan untuk masyarakat umum
10.
Sumber pengaruh digunakan mempengaruhi proses politik
Jadi kekuasaan bukan
hanya paksaan atau kekerasan atau manipulasi tetapi bisa juga konsensus dan
kerelaan Kekuasaan harus dilihat dari dimensi yang saling melengkapinya, yaitu
:
a.
Potensial – aktual artinya sumber kekuasaan bila belum digunakan maka masih
bersifat potensial bila sudah digunakan berarti sudah aktual.
b. Positif – negatif maksudnya kekuasaan apakah
untuk mencapai tujuan tertentu (positif) atau untuk mencegah pihak lain
(negatif)
c. Konsensus
– paksaan kekuasaan bisa berupa kesadaran dan persetujuan (konsensus) bisa juga
dengan ketakutan (paksaan) seperti ketakuatan secara fisik, ekonomi dan
psikologis.
d.
Jabatan – pribadi, kekuasaan di masyarakat modern adalah kekuasaan karena jabatan
sedangkan, bila kekuasaan pribadi itu karena kualitas pribadi seseorang.
e. Implisit – eksplisit kekuasaan bisa secara
kasat mata dirasakan atau tidak dirasakan
f. Langsung
– tidak langsung, maksudnya seberapa besar efektivitas kekuasaan.
Adapun Sumber kekuasaan
terdiri dari ;
1. Sarana paksaan fisik seperti senjata,
teknologi dll
2. Kekayaan seperti uang, tanah, bankir,
pengusaha dll
3. Normatif
seperti pemimpin agama, kepala suku atau pemerintah yang diakui.
4.
Popularitas pribadi, seperti bintang film, pemain sepakbola.
5. Jabatan
keahlian seperti pengetahuan, teknologi, keterampilan.
6. Massa
yang terorganisir seperti organisasi buruh, petani, guru dll.
7.Informasi
seperti pers yang punya kemampuan membentuk opini publik.
Sumber kekuasaan juga
harus dilengkapi dengan
·
waktu dan keterampilan
·
minat dan perhatian
Empat hal ini menjadi
penunjang seseorang yang punya sumber kekuasaan menjadi penguasa. Karena
kekuasaan cenderung berkembang biak. Sumber kekuasaan dapat digunakan untuk dua
hal :
a. Non politik seperti
untuk usaha, berbelanja, memberi bantuan dll.
b. Mempegaruhi proses
politik dengan syarat :
- Kuat motivasi untuk
mencapai tujuan
- Mempunyai harapan
untuk berhasil
- Punya persepsi
mengenai biaya dan resiko
- Punya pengetahuan
tentang cara mencapainya.
Hasil penggunaan sumber
kekuasaan bisa dilihat dari :
1-
Jumlah individu yang dikendalikan
2-
Bidang kehidupan yang dikendalikan
3-
Kedalaman pengaruh kekuasaan
Kekuasaan harus
didistribusikan dengan cara ;
a-
Model elit memerintah
b-
Model pluralis
c-
Model populis
J.
Pandangan Politik
1. Klasik
Politik dalam pandangan
klasik dikemukakan oleh Arsitoteles, adalah usaha warga negara dalam mencapai
kebaikan bersama atau kepentingan umum Kebaikan bersama ini bisa berupa. Nilai
ideal yang bersifat abstrak seperti keadilan, kebajikan, kesejahteraan, dll. Keinginan
orang banyak atau keinginan golongan mayoritas. Pandangan politik klasik ini
terlalu bersifat filosofis sehingga tidak membumi, tidak melihat realitas.
2.
Kelembagaan
Pandangan politik kelembagaan
menurut Weber berarti politik berkaitan dengan penyelenggaraan negara. Negara
adalah komuntas manusia yang sukses memonopoli penggunaan paksaan fisik yang
sah dalam wilayah tertentu.
3.
Kekuasaan
Pandangan ini
dikemukakan oleh Robson, menurutnya politik adalah usaha untuk mencari dan
mempertahankan kekuasaan dalam masyarakat. Kekuasaan adalah kemampuan
mempengaruhi orang lain untuk berperilaku sesuiai dengan kehendak yang
mempengaruhi. Kelemahan pandangan ini tidak membedakan aspek politik dengan aspek
lain, seperti tokoh agama yang punya pengaruh tidak berarti dia sedang
berpolitik. Selain itu dalam politik terdapat konsep lain selain kekuasaan
seperti kewenangan, legitimasi, konflik, dll.
4.
Fungsionalisme
Politik dalam pandangan
ini berarti merumuskan dan melaksanakan kebijakan umum. David Easton “The
Authoritative allocation of values for a society” Artinya alokasi
nilai-nilai berdasarkan kewenangan mengikat suatu masyarakat. Harold Lasswell “Who
gets what, when, how” Siapa mendapatkan apa kapan dan bagaimana, Siapa bisa
orang, lembaga, kelompok, atau bangsa Apa berati nilai, bisa abstrak seperti
keadilan dll, bisa juga konkrit seperti kedudukan, kekayaan dll. When ukuran
orang yang mendapatkan kekuasaan pada waktu tertentu. How cara untuk mendapatkan
kekuasaan seperti persuasif atau koersif. Kelemahan pandangan ini menganggap
pemerintah sebagai wasit kepentingan masyarakat, padahal pemerintah sendiri
memiliki kepentingan tersendiri.
5. Konflik
Dalam mendapatkan
kekuasaan selalu terjadi perbedaan pendapat, perdebatan, persaingan bahkan
pertentangan maka lahirlah konflik. Pandangan ini terlalu menekankan aspek
konflik padahal dalam politik ada juga konsensus, kerjasama maupun integrasi. Jadi
politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka
pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama
masyarakat yagn tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Ilmu politik muncul sejak
zaman Yunani dengan adanya polis (negara kota) Menjadi ilmu yang mapan sejak
abad ke-18 Di indonesia juga ada buku tentang ilmu politik seperti kitab negara
kertagama dan babad tanah jawi. Pendekatan dalam ilmu politik
- Pendekatan tingkah laku berhubungan dengan fakta, empiris dll.
- pendekatan tradisional berhubungan dengan nilai, filsafat.
Ilmu politik selalu berkaitan
dengan
a. Negara
b. Kekuatan
c. Pengambilan
keputusan (membuat pilihan diantara alternatif)
d. Kebijakan (keputusan
yang memiliki tujuan dan cara mencapainya)
e. Pembagian atau
alokasi sumber
J. Berbagai Pendekatan Ilmu Komunikasi
A. Pendekatan
Pendekatan Legal/Institusional
Sering dinamakan
pendekatan tradisional, dimana negara menjadi fokus pokok, terutama segi
konstitusional dan yuridisnya. Menyangkut sifat dari undang-undang dasar,
masalah kedauatan, kedudukan dan kekuasaan formal dari lembaga kenegaraan
seperti parlemen, badan eksekutif, dan badan yudikatif.Pendekatan tradisional
lebih sering bersifat normatif dengan mengansumsikan norma demokrasi Barat.
Pendekatan
perilaku
Pemikiran pokok
dari pendekatan ini adalah tidak ada gunanya membahas lembaga-lembaga formal,
kareena pembahasan seperti itu tidak banyak memberi informasi mengenai proses
politik yang sebenarnya. Pendekatan ini tidak menganggap lembaga formal sebagai
titik sentral atau independen,namun hanya sebagai kerangka bagi kegiatan
manusia. Penganut pendekatan perilaku mempelajari parlemen, maka yang dibahas
perilaku anggota parlemen. Ciri khas pendekatan perilaku ialah masyarakat dapat
dilihat dari suatu sistem sosial, dan negara sebagi suatu sistem politik yang menjadi
subsistem dari sistem sosial.
Pendekatan Neo-Marxis
Kalangan
Neo-Marx merupakan cendikiawan yang berasal dari kalangan “borjuis” dan seperti
cendikiawan dimana-mana, enggan menggabungkan diri dalam organisasi besar. Ada
dua unsur dalam pemikiran Neo-Marx yang menarik, yaitu
1. Ramalannya tentang runtuhnya
kapitalisme yang tidak terelakkan.
2. Etika humanisnya yang meyakini bahwa
manusia pada hakikatnya baik
Salah satu
kelemahan yang elekat pada golongan Neo-Marx adalah bahwa mereka mempelajari
Marx alam keadaan dunia yang sudah banyak berubah. Fokus analisis Neo-Marx
adalah kekuasaan serta konflik yang terjadi dalam negara, mengecam analisis
struktural-fungsional dari para behavioralis karena terlampau mengutamakan
harmoni dan keseimbangan sosial dalam sustu sistem politik. Melihat sejarah
seolah olah terdorong oleh pertentangan antara dua kelas sosial, yang dulu
dijelaskan sebagai konflik antara mereka yang memiliki alat produksi ataupun
yang tidak memiiki.
Teori
ketergantungan
Adalah kelompok
yang mengkhususkan penelitiannnya pada hubungan antara ngara dunia pertama dan
dunia ketiga. Kelompok ini berpendapat bahwa imperialisme itu masih hidup,
namun bentuk lain dominasiekonomi di negara kaya terhadap begara yang kurang
maju. Andre Gunder Frank berpendapt bahwa penyelesaian masalah itu hanyalah
melalui revolusi sosial secara global. Teori ini juga ada perbedaan satu sama
lain, yang menarik dari pendukung teori ketergantungan , yang ada pada awalnya
memusatkan perhatian pada negar Amerika Selatan adalah pandangan mereka yang
membuka mata kita terhadap akibat dari dominasi ekonomi.
Pendekatan
Pilihan Rasional
Muncul dan
berkembang belakangan sesudah pertentangan antara pendekatan yang dibicarakan
mencapai konsensus adanya puralitas dalam berbagai macam pandangan. Pengikut
pendekatan ini menimbulkan kejutan karena mencanangkan bahwa mereka telah
mningkatkan ilmu politik menjadi suatu ilmu yang benar-benar science. Para
penganut membuat simplifikasi yang radikal dan memakai model matematika untuk
menjelaskan dan menafsirkan gejala politik.
Pendekatan
Institusionalisme Baru
Merupakan suatu
visi yang meliputi beberapa pendekatan lain, bahkan beberapa bidang ilmu
pengetahuan lain, seperti sosiologi dan ekonomi. Institusionalisme dipicu oleh
pendekatan behvioralis yang melihat politikdan kebijakan publik sebagai hasil
dan perilaku kelompok besar atau massa. Dan pemerintah sebagaiinstitusi yang
hanya mencerminkan kegiatan massa itu. Bentuk dan sifat dari institusionalis
ditentukan oleh para aktor serta pilihannnya.
Pendekatan
institusional baru menjelaskan bagaimana organisasi institusi itu,apa tanggung
jawab dari setiap peran dan bagaimana peran dan institusiberinterksi.
Inti dari
institusionalisme baru oleh Robert E. Goodin sebagai berikut:
1. Aktor dan kelompok melaksanakan
proyeknya dalam suatu konteks yang dibatasi secar kolektif
2. Pembatasan itu terdiri dari institusi
3. Pembatasan memiliki keuntungan bagi
individu ataupun kelompok dalam mengejar proyek masing-masing.
4. Disebabkan karena faktor yang membatasi
kegiatan individu dan kelompok
5. Pembatasan ini mempunyai akar histtors
6. Pembatasan ini mewujudkan , memelihara,
dan membangun peluang serta kekuatan yang berbeda
Berbagai
Pendekatan dalam Ilmu Politik
oleh Alpiadi
Prawiraningrat
Menurut Vernon
dan Dyke bahwa: Pendekatan (approach) adalah kriteria untuk menyeleksi masalah
dan data yang relevan.[1] Di bawah ini
dijelaskan secara singkat mengenai berbagai macam pendekatan yang digunakan
dalam ilmu politik:
1. Pendekatan Legal/Institusional/Tradisional
Negara sebagai
fokus utamanya, terutama dalam hal yuridis dan konstitusional. Sehingga pendekatan ini juga disebut sebagai
pendekatan legal atau legal-institusional.
Pendekatan ini
lebih bersifat statis dan deskriftif dibandingkan analitis. Serta bersifat normatif dengan mengasumsikan
norma-norma demokrasi barat.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Politik adalah ilmu yang mempelajari
gejala-gejala yang teratur dalam kehidupan bermasyarakatdengan pemusatan
perhatian pada perjuangan manusia mencari atau mempertahankan kekuasaan guna
mencapai apa yang diinginkan. Politik bertujuan untuk mencapai tujuan negara,
diantaranya kesejahteraan, pertahanan, keamanan, tata tertib, keadilan,
kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan para mahasiswa, khususnya bagi penulis
sendiri agar lebih muda memahami secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan
dengan materi yang dikaji dalam Pengantar
Ilmu Politik
khususnya pada materi “Pendekayan dalam Ilmu Politik”.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu kepada para pembaca dan para pakar utama, penulis mengharapkan saran
dan kritik ataupun tegur sapa yang sifatnya membangun. Akan diterima dengan
senang hati demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Kepada semua pihak khususnya kepada Dosen Pemebimbing yang telah memberikan
saran dan keritik konstruktif demi kesempurnaan makalah ini terutama kami
ucapkan Terima Kasih.
Daftar Pustaka
- Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996
- Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1992
- Affan Gaffar, Politik Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2002
- Rusadi Kantaprawira, Sistem Politik Indonesia, Sinar Baru, Bandung, 1988
- Ipong S. Azhar, Benarkah DPR Kita Mandul, Biograf Publishing, Yogyakarta, 1997
- Robert A. Dahl, Analisa Politik Modern, Dewaruci Press, Jakarta, 1980
- Inu Kencana Syafe’I, Pengantar Ilmu Politik, Remaja Rosda Karya, bandung, 1998
- Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
- Vernon dan Dyke. 1960. Political Science: A philosophical Analysis. standford: Standford University Press.
- Somit, Albert dan Tanenhaus, Joseph. 1982. The Development of America Political Science Burgess to Behavioralism, ed. Ke-2. New York: Irvington Publisher.
- Miliaband. Marxism and Politics.
- James B Rule. 1997. Theory and Progress in Social Science. Cambridge: Cambridge University Press.
- Halaman 1 http://roudhzmee.wordpress.com/2009/01/01/pendekatan-pendekatan-dalam-ilmu-politik/
- Robert E. Goodin. 1996. Institutions and Their Design dalam The Theory of Institusional Design, Robert E. Goodin, ed. Cambridge: Cambridge University Pres
- http://www.threadless.com/forum/post/951694/30_blank_mockups__more_updated_092413/s.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar